Perjalanan Program Kesehatan Lansia di Ciketing Udik: Capaian, Kendala, dan Strategi Masa Depan
- 17/06/2025
- Posted by: Admin
- Categories: Berita, Pendampingan

Bekasi, 17 Juni 2025 – Di sudut ruangan balai warga RW 08, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, sebuah inisiatif mulia tengah bergulir untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia. Sejak November 2024 hingga April 2025, serangkaian kegiatan kesehatan telah dilaksanakan dengan penuh dedikasi. Mulai dari pemeriksaan kesehatan dasar seperti cek berat badan, tekanan darah, gula darah, asam urat, hingga kolesterol, semuanya dilakukan secara berkala. Tak hanya itu, para lansia juga mendapatkan edukasi penting seputar Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes dan hipertensi, bahkan hingga menjaga kesehatan mata. Rutinitas senam sehat yang ceria dan rapat koordinasi yang teratur turut menjadi bagian tak terpisahkan dari program ini, semuanya demi memastikan kesehatan lansia terpantau, pengetahuan mereka bertambah, dan produktivitas mereka tetap terjaga di usia senja.
PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) bersama Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC DD), dengan dukungan Irish Aid, melaksanakan program “GERAK CEPAT: Gerakan Kesehatan Ciketing untuk Pemberdayaan Terpadu”. Program ini bertujuan mengurangi pengeluaran keluarga terkait kebutuhan pangan, memastikan pemenuhan gizi melalui kebun gizi dan budidaya lele, serta meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat.
Program ini patut diacungi jempol atas berbagai pencapaiannya. Hampir di setiap sesi, tim berhasil memantau dan mengelola kesehatan lansia, termasuk bagi mereka yang sudah memiliki riwayat PTM. Edukasi yang diberikan terbukti efektif, membuat para lansia semakin memahami cara menjaga kesehatan mereka. Bahkan, beberapa kegiatan secara jelas menunjukkan bahwa program ini turut meningkatkan semangat dan produktivitas lansia. Terjalinnya koordinasi yang baik antara para pihak yang terlibat juga menjadi kunci keberhasilan, seperti yang terlihat pada kegiatan Februari 2025. Semangat kolaborasi ini semakin diperkuat dengan rencana kolaborasi bersama Puskesmas dan kunjungan ke Kelurahan.
Namun, setiap perjalanan pasti ada aral melintang. Program ini juga menghadapi beberapa tantangan. Pada Desember 2024, penyebaran informasi yang kurang merata dan minimnya keterlibatan pihak-pihak terkait menjadi pekerjaan rumah. Masalah klasik keterlambatan dana kegiatan juga sempat menghambat di Januari 2025. Di sisi partisipasi, ada kalanya peserta datang tidak serentak, dan beberapa hanya tertarik pada pemeriksaan kesehatan saja. Isu serius lainnya adalah masih adanya lansia yang belum rutin mengonsumsi obat sesuai anjuran. Selain itu, momen ibadah Ramadhan di Maret 2025 turut memengaruhi kehadiran, dan tim juga sempat kesulitan mengumpulkan data diri lengkap peserta pada April 2025.
Berkat pengalaman menghadapi tantangan ini, tim pelaksana memetik banyak pelajaran berharga yang siap diterapkan untuk perbaikan ke depan. Sosialisasi yang lebih gencar dan koordinasi yang lebih erat dengan berbagai pihak menjadi prioritas utama. Pengelolaan dana juga akan diperbaiki agar lebih lancar. Edukasi tentang pentingnya konsumsi obat teratur akan terus digalakkan. Pertemuan rutin dengan stakeholder dianggap krusial untuk menindaklanjuti hasil skrining dan memperkuat kerja sama. Tim juga akan lebih kreatif dalam memanfaatkan media edukasi agar mudah dipahami, serta menekankan pentingnya membawa tanda pengenal saat kegiatan untuk mempermudah pendataan.
Data partisipasi menunjukkan tren yang menarik. Jumlah peserta laki-laki bervariasi antara 21 hingga 40 orang, sementara peserta perempuan antara 6 hingga 41 orang. Menariknya, pada kegiatan 24 April 2025, terlihat peningkatan signifikan pada jumlah partisipasi perempuan, menandakan strategi jangkauan yang efektif. Program ini berhasil melibatkan berbagai pihak, mulai dari Sarah Audy Harun, Arni, Teguh Imam Ragil Saputra, M. Aufi, Alfiyatu Mafiroh, hingga para Kader Kesehatan Sekolah Lansia dan Kader Kesehatan RW 08 yang tak kenal lelah.
Singkatnya, kegiatan Program Kesehatan Lansia ini jelas menunjukkan komitmen kuat dan upaya adaptif dalam meningkatkan kesehatan lansia di Ciketing Udik. Meskipun tantangan masih ada, semangat untuk terus belajar dan memperbaiki diri menjadi kunci utama. Dengan terus mengembangkan strategi komunikasi yang efektif, meningkatkan keterlibatan semua pihak terkait, mengelola keuangan dengan lebih baik, memberikan edukasi berkelanjutan tentang kepatuhan minum obat, menciptakan media edukasi yang lebih menarik, memperbaiki sistem pendataan, dan menyesuaikan jadwal kegiatan dengan mempertimbangkan momen penting seperti Ramadhan, program ini optimis akan terus memberikan dampak positif yang langgeng bagi para lansia di RW 08 Ciketing Udik.