- 12/11/2013
- Posted by: Ari Syarifudin
- Category: Berita
JOMBANG – JRKI Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan diseminasi hasil studi & diskusi publik dengan tema Fundraising Menuju Keberlanjutan Radio Komunitas (Rakom). Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Minggu 1 September 2013, bertempat di Aula rakom Suara Budi Luhur di Jombang, Jawa Timur. Diseminasi tersebut tekait hasil studi yang dilakukan oleh Sekolah Fundraising PIRAC dan JRKI/Jaringan Radio Komunitas Indonesia pada akhir 2012 dan awal 2013 lalu.
Kegiatan ini dibuka sekaligus dimoderatori oleh Yami Wahyono selaku Majelis Anggota JRKI Jatim (berasal dari Bungtomo FM – Banyuwangi). Narasumber yang hadir dan terlibat dari kegiatan ini adalah Faridah mewakili JRKI, Wahyono selaku ketua JRKI Jatim, dan Ninik Annisa dari Sekolah Fundraising PIRAC.
Wahyono selaku ketua JRKI Jawa Timur menyampaikan bahwa rakom di Jawa Timur berjumlah terbanyak se-Indonesia, dan prestasi-prestasi lainnya. JRKI Jatim dan KPID Jatim mendorong upaya pengurusan ijin penyiaran bagi rakom-rakom, yang ditargetkan pada 2014 semua rakom di Jatim telah berijin dan legal. Bagi rakom-rakom di Jawa Timur yang enggan melakukan perijinan, dan sampai batas waktu yang ditentukan tidak mengurusnya maka JRKI Jatim tidak akan membantu apapun.
Kebijakan ini diambil mengingat beberapa hal diantaranya: Pertama, Perkembangan radio komunitas di Jawa Timur sangat pesat, dimana di 1 kecamatan bahkan ada yang lebih dari 3 rakom. Kedua, Rakom-rakom yang bermunculan belum memahami betul esensi dan ruhnya radio komunitas. Hal ini terbukti beberapa rakom khususnya di Banyuwangi yang isinya hanya karokean dari pagi hingga malam dan pagi lagi. Sehingga dibutuhkan pendidikan radio komunitas bagi pengelola-pengelolanya.
JRKI Jatim melalui Wahyono mengutarakan bahwa legalitas rakom dan upaya fundraising bagi rakom harus berjalan beriringan. Beliau berargumen bahwa tidak mungkin rakom dapat berkelanjutan secara finansial sementara radionya sudah disweeping oleh balmon karena tidak legal. Tentu saja sangat sangat mungkin bisa dilakukan.
Faridah, sekretaris JRKI pusat yang berasal dari Jawa Timur mengakui perkembangan rakom yang bagus di wilayah Jawa Timur baik dari aspek jumlah maupun perkembangan konten rakom. JRKI pusat sangat mendukung langkah JRKI Jatim dalam memperkuat rakom. Kaitannya dengan kegiatan fundraising di rakom, Faridah menyatakan bahwa fundraising menjadi penting dalam rangka keberlanjutan rakom.
Dalam hal ini dukungan dari komunitas atau warga di daerah rakom dibutuhkan sekali dukungan dan bantuannya agar rakom dapat terus dapat menjadi corong bagi aspirasi warga dan pusat informasi tentang warga. Selain itu rakom ada sebagai bagian dari usaha atas keterbukaan dan akuntabilitas kebijakan dan pelaksanaan program pemerintah hingga personil kepala-kepala pemerintahan yang ada di sekitarnya. Sehingga program pemerintah bagi masyarakat dapat dirasakan manfaatnya secara maksimal, dengan meminimalkan korupsi dan manipulasi.
Sementara itu Ninik mewakili dari Sekolah Fundraising PIRAC (SFP) memperkenalkan SFP dan kegiatan-kegiatannya. Ninik menjelaskan runtutan kegiatan yang dilakukan Sekolah Fundraising PIRAC bersama JRKI untuk kurun 1 tahun terakhir. Mulai dari studi, kajian lapangan, proses pendokumentasian, produksi hasil dokumentasi dan kajian berupa CD dan Buku-buku, serta diseminasi hasil studi di beberapa kota, dimana Jawa Timur adalah salah satunya.
Di samping itu disampaikan juga kegiatan pelatihan fundraising bagi radio komunitas yang telah dilakukan pada bulan Mei 2013. Serta pelatihan kewirausahaan yang dilaksanakan pada September 2013. Kedua pelatihan tersebut merupakan rekomendasi dari hasil survey yang dilaksanakan sebelumnya.
Disampaikan juga bahwa secara bebas fundraising dimaknai sebagai menggalang atau mencari sumberdaya dan dana. Pada umumnya, kegiatan fundraising merupakan kegiatan yang mutlak dan sudah dilakukan oleh rakom. Mulai dari pendirian hingga perkembangannya, rakom terus melakukan fundraising. Dari hasil studi yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian rakom sudah berhasil mengembangkan diri dalam melihat sumber dan bentuk bantuan yang bisa digalang, serta cara-cara yang dilakukan dalam rangka fundraisingnya.
Selain itu Ninik juga menyampaikan temua-temuan studi terkait dengan sumber-sumber yang dimiliki oleh radio komunitas khususnya di jawa timur, yaitu individu (warga, warga pemilik usaha, tokoh, dll), pemerintah, hingga sponsor dari perusahaan-perusahaan. Adapun bentuk sumbangan dapat berupa dana cash, konsumsi berupa makanan dan minuman, peralatan, akses, dll. Sementara kegiatan fundraising yang dilakukan rakom secara umum menggunakan 2 strategi yaitu on air dan off air. Dari on air muncullah kegiatan-kegiatan seperti Iklan layanan masyarakat, promosi usaha komunitas, talkshow, siaran langsung kegiatan warga, dll. Sementara kegiatan pada off air biasanya dengan melakukan event seperti jumpa fans, jalan sehat bersama, usaha kupas bawang, dll.
Dari diskusi yang berlangsung, peserta antusias terhadap isu fundraising ini. Meski demikian perlu diakui diantara mereka masih ada tidak memahaminya, bahkan ada yang menganggap bahwa fundraising tidak mungkin dilakukan. Setelah dijelaskan maka mereka mulai merespon baik dengan menanyakan berbagai potensi yang ada di sekitar mereka sendiri, yang dimungkinkan untuk memulai dan mengembangkan fundraising di masing-masing rakom.
Acara dilanjutkan dengan makan siang dan koordinasi JRKI Jatim dengan para anggotanya.