- 01/11/2012
- Posted by: Ari Syarifudin
- Category: Berita
GUNUNG KIDUL– Suratimin, pendiri sekaligus pengelola rakom yang secara konsisten mengawal terwujudnya desa kawasan konservasi. Dari 144 kelurahan/Desa yang ada di Gunung Kidul hanya 4 desa yang sudah mengantongi sertifikasi hutan kawasan konservasi, di antaranya adalah desa Semoyo.
Berawal dari Serikat Petani Pembaharu (SPP) di Semoyo yang membutuhkan media penyampai informasi dan ilmu kepada warga kemudian melahirkan radio komunitas yang kemudian disebuut Radekka (Radio Desa Kawasan Konservasi).
Radekka – Radio Desa Kawasan Konservasi, sebuah radio komunitas dengan mengusung visi desa sebagai desa kawasan konservasi. Radekka terletak di dukuh Salak, desa Semoyo, bagian barat dari kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tim Peneliti Sekolah Fundraising (SF) PIRAC Ninik A & Yayan W ditemani kawan-kawan dari JRKI dan Combine, 31 Oktober 2012, berkunjung ke Radekka untuk mendokumentasikan kegiatan fundraising di Radekka. Suratimin yang menerima Tim SF PIRAC dengan ramah dan akrab. Pengambilan dokumentasi dengan Suratimin dilakukan di ruang siar Radekka, sebuah ruangan mungil berukuran kurang lebih 2×2,5m sederhana yang terletak di ruang belakang rumah tinggal Suratimin sendiri.
Proses pendokumentasian diawali dengan obrolan santai terkait dengan maksud dan hal-hal yang akan didokumentasikan. Kemudian dilanjutkan dengan take video. Dari obrolan singkat diungkapkan bahwa prinsip awal Radekka adalah untuk mendukung terwujudnya desa kawasan konservasi. Dan dalam hal fundraising, Radekka lebih mengedepankan upaya dan resource internal yang dimiliki agar bisa dilakukan sehingga dapat memberi atau dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat.
Hal ini terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan Radekka lebih banyak mengedepankan keterlibatan masyarakat sebagai bagian dari penyadaran atas visi desa kawasan konservasi tersebut. Kegiatan yang dimaksud seperti membuat pasar malam dan pemutaran film dokumenter, penayangan wayang, dll. Menurut Pak Suratimin, tanpa kesadaran warga, tentu akan sulit untuk meminta kontribusi dari mereka apalagi hasil dari visi desa kawasan konservasi ini belum dirasakan secara umum di masyarakat.
Kegiatan pendokumentasian ini bertujuan membuat bahan ajar yaitu fundraising bagi radio berbasis komunitas. Hal ini sangat penting untuk menginspirasi rakom-rakom lain yang tertarik atau akan malakukan fundraising dengan kekhasannya. Ninik Annisa, SF PIRAC