- 14/09/2012
- Posted by: Ari Syarifudin
- Category: Berita
DEPOK – Ada beragam cerita bagaimana radio komunitas bisa survaive (bertahan hidup). Mulai dari menggalang donasi dari pemirsa, ngamen di jalanan, sampai membuka usaha karokean. Ada juga yang mendanai operasional radionya dari penjualan voucher pendengar, menjadi event organizer hingga membangun unit usaha. Beragam cerita strategi fundraising untuk bisa bertahan hidup inilah yang kemudian dikaji dan didokumentasikan oleh tim peneliti Sekolah Fundraising PIRAC.
Ninik Annisa Koordinator Studi PIRAC mengatakan, saat ini sekolah Fundraising PIRAC bersama dengan JRKI sedang melakukan studi pemetaan sumber-sumber pendanaan media komunitas dan studi kasus fundraising media komunitas. Studi dilakukan dengan mengidentifikasi beragam sumber daya (dana, inkind, volunteer, jaringan) yang berasal dari individu, komunitas, perusahaan, yayasan amal, dan pemerintah yang bisa digalang dan dimanfaatkan untuk mendukung keberlanjutan media komunitas.
Selain itu, studi juga mengidentifikasi berbagai model stategi fundraising yang dilakukan oleh media komunitas, khususnya radio komunitas. Studi yang berlangsung sejak bulan Agustus hingga Oktober ini dilakukan dengan kajian referensi dan sumber informasi lainnya dan kemudian diperdalam melalui indept interwiew dengan pegiat radio komunitas dan pengamatan di lapangan. yang akan menjadi obyek studi.
“Studi ini dilakukan di 6 wilayah. Dalam studi ini kami bekerjasama dengan JRK (Jaringan Radio Komunitas) daerah di 6 wilayah; yaitu: JRK Jawa Barat, JRK Lampung, JRK Sumatera Utara, JRK NTB, JRK Sulawesi Tengah dan JRK Jateng-Jogja,” ungkap Ninik Annisa Koordinator Studi PIRAC.
Ninik menambahkan bahwa hasil studi ini nantinya akan disajikan dan dikemas secara menarik. Selain ditulis dan terbitkan dalam bentuk E-book, juga dikemas dalam bentuk film dokumenter yang akan menceritakan beragam cara fundraising media komunitas.
Terakhir, hasil studi ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi pengelola media komunitas, khususnya radio komunitas, dalam menggalang beragam sumber daya local untuk mendukung pendanaan dan keberlanjutan medianya.