Mematangkan Metodologi Baseline Studi di 3 Wilayah, Langka Awal Mengakhiri Kemiskinan Ekstrim

Depok, Indonesia – Pada hari Rabu (21/10/2025), PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) bersama Yayasan Islamic Relief Indonesia (YIRI) menggelar pertemuan koordinasi daring untuk mematangkan studi dasar program Pemberdayaan Keluarga Miskin Ekstrem (Make Extreme Poverty History Through Poor Graduation Approach (MEMPHIS-PGA)). Diskusi yang berlangsung secara virtual ini menunjukkan komitmen serius tim dalam memastikan metodologi, instrumen, dan proses pengumpulan data berjalan akurat dan terkoordinasi. Diskusi dilakukan secara online menggunakan platform Zoom Online yang dihadiri 16 peserta diskusi. Peserta diskusi begitu antusias menikmati pemaparan dari Ninik Annisa dan Dhita.

Kegiatan studi “Baseline Study Make Extreme Poverty History Through Poor Graduation Approach (MEMPHIS-PGA)” merupakan kegiatan yang dilakukan PIRAC. Studi baseline proyek MEMPHIS-PGA dilaksanakan untuk memperoleh gambaran awal tentang kondisi sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat sasaran di tiga wilayah intervensi: Lombok Barat & Tengah (NTB), Pandeglang (Banten), dan Blitar (Jawa Timur). Hasil studi ini menjadi dasar untuk mengukur capaian dan dampak program terhadap peningkatan ketahanan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kesetaraan gender. Studi ini bertujuan untuk:

  1. Mengidentifikasi kondisi awal rumah tangga sasaran dalam aspek konsumsi pangan, penghidupan, sosial-ekonomi, dan kesetaraan gender.
  2. Menyediakan data dasar untuk pengukuran indikator hasil program.
  3. Memberikan rekomendasi awal bagi strategi pelaksanaan program yang lebih sesuai dengan konteks dan kebutuhan masyarakat.

Sebagai bagian dari persiapan studi dasar program PGA MEMPHIS, pertemuan ini menyoroti fokus penelitian yang mencakup isu-isu krusial seperti politik sosial, mata pencaharian, kerentanan, zakat, dan peran gender. Metodologi yang disepakati oleh tim studi dasar ini cukup komprehensif, melibatkan survei rumah tangga, wawancara mendalam (IDI), diskusi kelompok terarah (FGD), serta pengamatan langsung di lapangan.
Memastikan Data yang Akurat dan Terperinci
Salah satu inti koordinasi adalah penjelasan rinci mengenai proses survei rumah tangga, yang akan menggunakan aplikasi KoBoToolbox. Dhita dari tim studi menekankan bahwa responden utama adalah kepala rumah tangga perempuan atau istri. Prosedur survei rumah tangga sangat detail, meliputi pengukuran konsumsi makanan, pencatatan data sosial ekonomi, dan pendokumentasian informasi terkait zakat.

Para enumerator (peneliti lapangan) diinstruksikan untuk mencatat informasi mendalam, mulai dari demografi keluarga, pola konsumsi harian, aset rumah tangga, hingga kebiasaan konsumsi makanan selama tujuh hari terakhir, termasuk cara menghitung porsi makanan. Selain itu, survei ini juga membahas detail mata pencaharian berkelanjutan, termasuk aktivitas bisnis, sumber pendapatan, dan aset keuangan.
Dalam aspek sosial dan keagamaan, survei mencakup pertanyaan seputar zakat, infak, dan sedekah, serta pandangan responden terhadap lembaga zakat dan dampaknya. Bahkan, Dhita mengumumkan revisi pada pertanyaan zakat fitrah, yang kini mencakup kotak centang yang memungkinkan responden memilih menerima zakat mal, zakat fitrah, dan sedekah infak.

Logistik dan Koordinasi Lapangan yang Ketat
Untuk memastikan kelancaran di lapangan, tim telah menyusun rencana implementasi yang matang. Jadwal survei dan wawancara direncanakan antara akhir Oktober hingga awal November. Koordinasi akan diperketat melalui grup WhatsApp yang akan dibuat untuk semua enumerator, di mana jadwal rinci akan dikomunikasikan. Beberapa langkah kunci yang akan segera dilakukan meliputi:

a. Enumerators yang menggunakan formulir cetak untuk pencatatan di lapangan diwajibkan untuk memasukkan kembali data tersebut ke dalam KoBoToolbox setelah survei lapangan selesai dan menyerahkan tanda terima biaya cetak/fotokopi untuk penggantian.

b. Koordinator Riset akan membagikan panduan enumerator dan tautan survei, serta file PDF dari formulir survei agar dapat dicetak dan difotokopi jika diperlukan.

c. Enumerators diwajibkan menggunakan aplikasi KoBoToolbox di ponsel atau laptop dalam posisi mendatar saat mengisi data.

d. Mereka juga harus membawa alat ukur untuk status nutrisi, mendokumentasikan kondisi rumah responden dengan foto, dan mengunggahnya ke formulir observasi.

Pertemuan ini tidak hanya berfokus pada detail teknis survei, tetapi juga menekankan pentingnya komunikasi yang jelas dan koordinasi yang baik di antara peneliti lapangan demi kelancaran pelaksanaan studi. Rahmah dan Faizin turut diberikan tugas spesifik untuk membantu koordinasi, termasuk memfasilitasi FGD dan wawancara di lapangan.

Dengan koordinasi yang terperinci ini, tim studi dasar berharap dapat mengumpulkan data yang faktual, lengkap, dan berimbang, yang akan menjadi fondasi penting bagi pelaksanaan program PGA Memphis Islamic Relief Indonesia di Lombok, Pandeglang, dan Blitar.