Tantangan Urban Farming: Ketika Angin dan Hujan Menggoda
Komunitas lansia RW 08 Kelurahan Ciketing Udik Kota Bekasi yang giat bercocok tanam perkotaan tentu telah merasakan langsung betapa angin dan hujan bisa menjadi sahabat sekaligus musuh bagi kebun gizi mereka. Tanaman kangkung, bayam, cabai, tomat, sawi, pakcoy, dan berbagai tanaman kebun gizi lainnya yang mereka rawat dengan penuh kasih sayang, seringkali harus menghadapi ujian alam yang tak terduga.
PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) bersama Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC DD), dengan dukungan Irish Aid, melaksanakan program “GERAK CEPAT: Gerakan Kesehatan Ciketing untuk Pemberdayaan Terpadu”. Program ini bertujuan mengurangi pengeluaran keluarga terkait kebutuhan pangan, memastikan pemenuhan gizi melalui kebun gizi dan budidaya lele, serta meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat. Kegiatan Program Gerak Cepat ini salah satunya adalah melakukan kegiatan berkebun gizi bagi komunitas Lansia. Dalam melakukan proses pelaksanaan kegiatan kebun gizi, komunitas menghadapi tantangan berupa angin yang bertiup kencang, hujan yang tinggi dan minimnya sinar matahari yang diperlukan bagi tanaman berfotosintesis. Semua tantangan ini terjadi di bulan Nopember 2024 hingga Januari 2025.
Angin yang bertiup kencang dapat menyebabkan sejumlah kerusakan pada tanaman. Batang tanaman yang masih muda dan lemah bisa patah, terutama jika tanaman tersebut ditanam dalam pot atau wadah yang tidak stabil. Daun-daun tanaman pun rentan robek atau sobek, sehingga mengganggu proses fotosintesis. Selain itu, angin juga dapat mengeringkan tanah lebih cepat, membuat tanaman kekurangan air.
Hujan: Anugerah yang Bisa Menjadi Bencana
Hujan memang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh. Namun, hujan yang terlalu deras dan berkepanjangan dapat menyebabkan masalah lain. Tanah yang terlalu basah dapat menghambat sirkulasi udara di sekitar akar, sehingga akar tanaman menjadi mudah busuk. Genangan air juga bisa menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit tanaman. Selain itu, hujan deras dapat menyapu bersih pupuk organik yang telah diberikan, sehingga tanaman kekurangan nutrisi.
Tempat persemaian tanaman juga tidak luput dari dampak buruk angin dan hujan. Angin kencang dapat menerbangkan benih atau bibit tanaman, sehingga tanaman tidak tumbuh pada tempat yang diinginkan. Hujan deras dapat menyebabkan tanah di persemaian menjadi terlalu padat dan mengeras, sehingga menghambat pertumbuhan akar bibit.
Kerusakan pada tanaman akibat angin dan hujan tentu sangat merugikan bagi komunitas lansia. Hasil panen yang diharapkan menjadi berkurang, bahkan bisa gagal total. Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat mereka telah mencurahkan waktu, tenaga, dan kasih sayang untuk merawat kebun gizi tersebut. Selain itu, kerusakan tanaman juga dapat menurunkan semangat para lansia untuk terus bercocok tanam.
Dampak pada Kebun Gizi Komunitas
Keberadaan kebun gizi komunitas lansia RW 08 Kelurahan Ciketing Udik Kota Bekasi memiliki banyak manfaat, tidak hanya bagi para anggotanya, tetapi juga bagi lingkungan sekitar. Sayangnya, kerusakan akibat angin dan hujan dapat menghambat tercapainya tujuan-tujuan tersebut.
Untuk mengatasi kendala yang dihadapi, komunitas lansia perlu melakukan beberapa upaya, seperti:
- Memilih Varietas Tahan Cuaca: Memilih varietas tanaman yang tahan terhadap angin dan hujan dapat mengurangi risiko kerusakan.
- Membuat Perlindungan Tambahan: Membuat pelindung dari bambu atau plastik di sekitar tanaman dapat mengurangi dampak angin kencang dan hujan deras.
- Mengatur Drainase: Membuat sistem drainase yang baik dapat mencegah genangan air di sekitar tanaman.
- Memberikan Mulsa: Memberikan mulsa organik pada permukaan tanah dapat membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi erosi tanah.
Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan komunitas lansia RW 08 Kelurahan Ciketing Udik Kota Bekasi dapat terus menikmati hasil panen dari kebun gizi mereka, meskipun harus menghadapi tantangan alam yang tidak menentu.
Urban farming memang memiliki banyak manfaat, namun juga tidak lepas dari berbagai tantangan. Komunitas lansia RW 08 Kelurahan Ciketing Udik Kota Bekasi telah membuktikan bahwa semangat dan ketekunan dapat mengatasi berbagai kendala, termasuk angin dan hujan. Semoga kisah mereka dapat menginspirasi banyak orang untuk turut serta dalam gerakan urban farming.