Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the stm_post_type domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/pirac/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Tips Berkebun dalam Program Gerak Cepat - Public Interest Research and Advocacy Center - PIRAC

Warga Ciketing mendapatkan tips berkebun model urban farming dalam pelatihan berkebun yang diselenggarakan oleh Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) dan Layanan Kesehatan Cuma-cuma Dompet Dhuafa (LKC DD), dengan dukungan dari Irish pada 7 November 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program GERAK CEPAT (Gerakan Kesehatan Ciketing untuk Pemberdayaan Terpadu). Sebanyak 38 warga RW 08 Ciketing Udik mengikuti pelatihan berkebun yang diselenggarakan di Ruang Serbaguna Sekretariat RW. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi dalam mempelajari teknik bercocok tanam yang sesuai dengan kondisi perkotaan.

Pada sesi materi, Elvira selaku narasumber memperkenalkan konsep Urban Farming sebagai solusi bercocok tanam di area perkotaan dengan lahan terbatas. Dengan Urban Farming, peserta diajarkan cara memanfaatkan lahan tidur atau lahan kosong untuk menanam sayuran segar, yang diharapkan bisa menjadi alternatif konsumsi sayur yang lebih dekat dan lebih segar. “Urban Farming berperan dalam mengurangi ketergantungan pada suplai sayuran dari pedesaan, yang jaraknya jauh dan kadang kurang segar saat sampai di konsumen,” jelas narasumber.

Selain teori, pelatihan ini memberikan kesempatan praktik langsung. Para peserta dibagi menjadi tiga kelompok—masing-masing berjumlah 12 hingga 13 orang—melakukan penyemaian berbagai jenis sayuran, termasuk bayam, kangkung, dan pokcoy. Mereka juga belajar mengolah tanah yang ideal sebagai media tanam dan mengatur sistem pembagian tugas untuk memastikan tanaman dapat tumbuh subur. “Media tanam yang ideal adalah kunci agar tanaman dapat tumbuh optimal; tekstur tanah harus dapat mengalirkan udara, subur, dan bebas dari hama atau mikroorganisme berbahaya,” papar Elvira.

Pelatihan ini juga memperkenalkan konsep Community Farming yang khusus dikembangkan untuk Ciketing Udik, di mana warga diajak untuk bersama-sama mengelola kebun komunitas. Selain meningkatkan ketahanan pangan lokal, Community Farming ini diharapkan mampu menumbuhkan kepedulian lingkungan dan memberikan dampak positif pada ekonomi keluarga. Dalam proses praktik berkebun, peserta diajak memanfaatkan barang bekas seperti galon plastik, karung, atau ember bekas sebagai pot tanam, sehingga tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga membantu mengurangi limbah rumah tangga.

Sebagai bagian dari pelatihan, peserta juga mendapatkan tips mengenai Pengendalian Hama Terpadu (PHT), sebuah pendekatan ekologi multidisiplin untuk mengelola Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) secara efektif. Pendekatan PHT memanfaatkan beragam taktik pengendalian yang kompatibel, termasuk penggunaan pestisida nabati untuk menjaga keseimbangan ekosistem tanpa merusak lingkungan. Dengan PHT, para peserta diajarkan cara mengelola populasi hama dan penyakit tanaman secara alami, menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan serta aman bagi manusia. “Pestisida nabati menjadi solusi yang efektif sekaligus ramah lingkungan, terutama dalam menciptakan ketahanan pangan berkelanjutan,” tambah Elvira.

Dengan adanya pelatihan ini, warga Ciketing Udik mendapatkan bekal keterampilan baru yang berpotensi besar bagi keberlanjutan ketahanan pangan di wilayah mereka. Program GERAK CEPAT menjadi contoh nyata bagaimana upaya kolaboratif mampu mendorong perubahan positif di tengah masyarakat, dengan pendekatan ramah lingkungan dan penuh pemberdayaan.**(NH)