- 21/04/2014
- Posted by: Ari Syarifudin
- Category: Berita
Ada banyak cerita lucu pengalaman praktek fundraising saat pelatihan fundraising program STBM di Medan. Pelatihan ini diselenggarakan oleh High Five bekerjasama dengan Sekolah Fundraising Pirac pada tanggal 8 – 10 Oktober 2013. Awal pertama mereka merasa sangat malu-malu tapi kemudian merasa “malu-maluin” ungkap Ibu Kasni salah satu peserta pelatihan.
Hampir semua orang yang ditemui diajak ngobrol untuk sosialisasi program dan diajak untuk berdonasi. Bahkan ada orang yang sempat dikejar-kejar agar mau diajak berdonasi program sanitasi ini. Pengalaman peserta ini menyulutkan semangat bahwa fundraising ini menyenangkan dan bisa dilakukan.
Dari pelatihan ini peserta mendapatkan pembelajaran terkait dengan Kesabaran dalam menghadapi calon donatur dan mamahami karakteristik donatur. Ada peserta yang harus membujuk donatur dengan bahasa cina, ada yang mengunakan logat padang. Semua ini dilakukan agar donatur merasakan dekat dan nyaman untuk berinteraksi dengan fundraiser.
Selain itu peserta juga merasa pentingnya memahami program. Peserta merasakan bahwa untuk fundraising harus memahami substansi program karena ada juga donatur yang bertanya tentang sanitasi dan ternyata dia memahami sanitasi. Jadi jangan sampai fundraiser ketika ditanya tidak bisa menjelaskan substansi dari program ini, karena itulah pengetahuan yang luas atas substansi program penting bagi seorang fundraiser.
Pembelajaran lain yang didapat adalah terkait dengan Pengenalan wilayah dan pembagian wilayah dalam melakukan fundraiser. Peserta merasa ketika ditempatkan dalam wilayah belum memahami wilayah tersebut dan belum ada pembagian di kelompoknya wilayah mana yang akan dilalui, sehingga ada satu wilayah yang banyak dikunjungi, dan ketika bertemu donatur mengatakan sudah ada orang yang datang meminta sumbangan yang sama. Karena itulah pengenalan wilayah dan pembagian wilayah penting dilakukan.
Selain itu adalah Pentingnya memahami kareakter tim, membangun mental tim agar dapat berkomunikasi dengan baik. Pembelajaran ini didapat ketika ada tim yang tidak berani/malu untuk berbicara dengan orang lain, sementara ada yang justru senang berbicara dengan orang lain. Karena itulah pembagian tugas ini penting dilakukan misalnya yang tidak berani berbicara/malu mendapatkan tugas membawa carity box sementara yang lainnya bertugas untuk mengajak/berdiskusi dengan calon donatur. Pembagian tugas harus disesuaikan dengan karakteristik dari anggota tim.
Pelatihan ini juga telah berhasil mengumpulkan dana dari donasi publik dan penjualan produk kelompok. Selain uang, peserta juga berhasil mendapatkan nama-nama calon dan donatur beserta nomer kontaknya sebagai prospek donatur ke depan. Dari total dana yang terkumpul adalah Rp. 770.000,- (Tujuh Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah) sedangkan nama prospek donatur yang berhasil dikumpulkan adalah 152 orang