- 22/03/2013
- Posted by: Ari Syarifudin
- Category: Berita
WUNDUWATU – Salah satu tujuan pendirian dari Rakom Rajawali, Desa Wunduwatu, Kecamatan Andoolo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara adalah untuk membantu masyarakat petani di Wunduwatu dan sekitarnya, agar bisa mendapatkan hasil pertanian yang baik.
Melalui media radio, cara-cara bertani yang baik itu disampaikan dalam berbagai kesempatan oleh penyiarnya dengan cara membacakan buku dan mendatangkan nara sumber dari dinas pertanian setempat.
“Dari banyak ilmu pertanian yang disampaikan, pertanian organik yang paling diminati, cara-acara bertani sehat ini menjadi idaman pendengar Radio Rajawali ,” kata Acang, beberapa waktu lalu ke FundraisingMedia.
Bagi Acang sendiri, pertanian sehat ini, tidak hanya sekedar cuap-cuap belaka. Dari pengalaman merantau, Acang sudah menyaksikan sendiri bagaimana cara bertaninya di daerah lain. Sehingga menjadi mimpi bagi Acang untuk membuat pertanian organik sendiri di kampungnya Wunduwatu.
Acang pun mengajak teman-temannya para pengelola radio untuk memberi contoh kepada penggemarnya. Bersama 15 orang pengelola Radio Rajawali, ia membentuk kelompok tani. Mereka berniat membangun pertanian organik di rumah masing-masing. Pertanian yang mereka rencanakan adalah pertanian terintegrasi. Di dalam lahan yang sama mereka akan membuat bumi kecil, yang di sana terikat rantai makanan yang menyatu.
Di sana ada peternakan kambing atau sapi, di samping kandang kambing dibatasi pagar kemudian dibuat perkebunan sayuran yang dipupuk dari kotoran kambing dan sapi. Di antaranya juga di tanam pohon kelapa dan pohon lain yang berumur panjang. Tanaman berusia panjang ditanam agar stabilitas tanah dan air sekitarnya terjaga, dan hasilnya dalam jangka panjang juga dapat dinikmati.
Menanam Kelapa yang dicanangkan Acang berbeda dengan menanam kelapa yang dilakukan orang kebanyakkan. Jika ditempat lain dalam satu lubang hanya ditanam satu pohon, maka Acang akan menanam dua pohon kelapa dalam satu lubang. Dengan menanam 2 kelapa dalam satu lubang tentu hasilnya akan dua kali, sementara biaya perawatannya tetap satu. Untuk pupuk kelapa ini pun menggunakan pupuk kandang dari peternakan yang ada.
Pertanian terintegrasi dan tanpa pupuk kimia dan obat-obatan itulah yang digalakkan Acang dan kawan-kawannya, dan ditularkan juga melalui radio. Pertanian ini menurut Acang akan bermodal kecil dan tidak boros dibandingkan pertanian yang sekarang ada. Pertanian yang sekarang ada tanaman diracuni dengan pestisida dan obat-obatan lain yang bisa saja merusak kesehatan manusia yang memakan hasilnya. Maifil Eka Putra – Sekolah Fundraising PIRAC