- 25/05/2012
- Posted by: Ari Syarifudin
- Category: Berita
Ada sebuah berita buruk, berita itu berkembang dan mengalir sendirinya. Bahkan dengan cepat menduplikasi diri serta membias di tengah masyarakat. Media massa (online, offline) terkadang menangkap berita itu sebagai berita yang layak jual, dengan segala cara penggalian dan pengembangannya. Jadilah ia “Bad News is Good News”.
Misal, konversi minyak tanah ke gas. Ini sebenarnya berita baik, tapi yang terkenal dari program ini justru berita buruknya. Karena berita buruk menjalar dengan sendirinya. Akhirnya, ketika mendengar konversi minyak tanah ke gas yang lebih akrab bagi masyarakat adalah; ledakkannya, korban nyawa, korban harta dan malah menyudutkan pemerintah yang mempunyai niat baik dalam program ini.
Berita baik yang ada dalam program ini tidak mengalir sendirinya. Sebuah kehematan, praktis dan ekonomisnya pemakaian gas, tidak dengan serta merta terbentuk dalam image konsumen. Untuk meyakinkan berita baik dari manfaat konversi ini, dibutuhkan usaha keras dan harus menyiapkan tools komunikasi yang pas. Masyarakat memerlukan edukasi agar memahami kebaikan dari program konversi itu.
Tools komunikasi yang pas, dirancang menjadi bagian dari tindakan Public Relation (PR). Resepnya dimulai dengan menentukan titik awal komunikasi, menyusun strategi komunikasi dan menentukan faktor pengubah dari dari komunikasi itu.
Sama halnya dengan Program konversi minyak tanah ke gas, strategi fundraising juga membutuhkan pemahaman dan tindakan PR yang pas. Hal ini agar terbentuk image positif terhadap program yang dicarikan dana.
Kegiatan fundraising bukanlah berita buruk, begitu juga program yang dicarikan dananya, juga bukan program yang buruk. Bahkan fundraising dilakukan untuk tujuan mulia, untuk kemanusiaan, untuk memberdayakan dan tujuan baik lainnya. Karena ia bukan berita buruk, maka kabar fundraising itu tidak akan mengalir sendirinya di tengah masyarakat. Program fundraising dan fundraising program memerlukan langkah-langkah PR dengan strategi komunikasi yang pas pula.
Kebutuhan pengetahuan ke-PR-an untuk fundraising semakin diperlukan agar program dan fundraisingnya berjalan sukses. Ditambah pula dengan menjamurnya lembaga kemanusiaan yang membuat persaingan untuk meraih simpati publik semakin ketat. Semuanya bersaing dalam program dan semuanya membutuhkan bantuan donor.
Pada akhirnya –tentu — donor akan cenderung pada program yang disusun rapi dan dikemas dengan PR yang bagus, karena dengan PR yang baik program itu akan tersosialisasi dengan baik dan akan terasa manfaatnya bagi masyarakat. Selain itu, kegiatan PR dalam fundraising juga sebagai bentuk transparansi dan pertanggungjawaban kepada publik atas semua sumbangsih untuk program tersebut. Kabar baiknya, Sekolah Fundraising Pirac, tengah menyiapkan training “PR for Smart Fundraising”, training ini akan menjawab kebutuhan Anda dalam ber-fundraising.