Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) di tahun 2020 telah memasuki tahun kelima. Banyaknya target dan indikator yang ingin dicapai dalam SDGs serta besarnya biaya untuk pencapaiannya, membuat pemerintah tidak dapat berjalan sendiri. Kontribusi pelaku bisnis, filantropis dan masyarakat sipil menjadi hal yang diperlukan dalam pencapaian SDGs ini. Pada sisi pemerintah, sebagai wujud komitmen untuk melaksanakan SDGs, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Perpres tersebut kemudian diterjemahkan dalam beberapa kebijakan, di antaranya: 1) Peta Jalan Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, 2) Rencana Aksi Nasional Tujuan Pembangunan Nasional, dan 3) Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Dari sisi lembaga filantropi, pada penghujung tahun 2017, Bappenas melalui Sekretariat Nasional SDGs, juga telah melibatkan sektor filantropi dalam penyusunan Rencana Aksi Nasional TPB/SDGs. Beberapa lembaga filantropi ikut mencatatkan program-programnya dalam Rencana Aksi Nasional tersebut untuk menjawab tantangan bersama SDGs di Indonesia. Sejumlah hal yang sudah dilakukan lembaga filantropi di antaranya: 1) Sosialisasi SDGs untuk mendorong lembaga filantropi berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, 2) Pelatihan Rencana Aksi Nasional SDGs agar kontribusi lembaga filantropi diukur pada indikator SDGs, 3) Pembentukan klaster filantropi untuk percepatan pencapaian SDGs pada sektor filantropi, dan 4) Inisiasi kemitraan lintas sektor di level nasional dan daerah dalam pengembangan program berbasis SDGs.

Partisipasi lembaga filantropi tersebut, mendorong Filantropi Indonesia dan PIRAC melakukan riset untuk melihat bagaimana implementasi SDGs di lembaga filantropi serta beragam peran yang dilakukan dalam pencapaian SDGs. Selain itu, kebutuhan pemetaan peran dan aksi lembaga filantropi dalam SDGs ini, merupakan salah satu bentuk monitoring atas pelaksanaan SDGs, khususnya di sektor filantropi. Riset ini mencoba memutakhirkan data dari riset sebelumnya mengenai kesiapan dan respon organisasi filantropi untuk terlibat berkontribusi pada pencapaian SDGs pada tahun 2016. Hasil riset ini diharapkan dapat digunakan untuk melihat perkembangan pelaksanaan SDGs di sektor filantropi di Indonesia berikut dinamika dan tantangan yang dihadapi.

Tiga pemikiran di atas menjadi landasan organisasi Filantropi Indonesia dan PIRAC mengusung kegiatan diskusi diseminasi hasil riset. Kegiatan ini merupakan bagian dari aktivitas Philantropy Learning Forum. Diskusi ini dilaksanakan pada Hari Kamis tanggal 8 Oktober 2020. Mengusung tema ‘Meninjau Peran dan Aksi Filantropi dalam Pencapaian SDGs’, kegiatan virtual online ini diselenggarakan dengan menggunakan platform zoom cloud meeting.

Pada kegiatan diskusi virtual ini tim peneliti PIRAC memaparkan progres aksi lembaga filantropi dalam merespon SDGs melalui beragam program yang sudah dilakukan. Selain itu juga, penelitian ini meninjau peran pemerintah dalam meningkatkan keterlibatan dan kontribusi filantropi dalam pencapaian SDGs. Diskusi virtual ini diharapkan mendapat masukan penyempurnaan dari peserta untuk memperkaya dan mempertajam hasil riset.

Kegiatan diskusi Philantropy Learning Forum ini menampilkan empat orang nara sumber. Pemantik diskusi yaitu Ibu Noor Hiqmah yang akan memaparkan hasil riset PIRAC. Sebagai penanggap dari paparan riset yaitu Bapak Setyo Budiantoro (Manager SDGs dalam Pilar Pembangunan Ekonomi, Sekretariat Nasional SDGs, Bappenas), Bapak Triarko Nurlambang (Koordinator SDGs Hub Universitas Indonesia) dan Ibu Dian Purbasari, Wakil Ketua Yayasan Bakti Barito.

Diskusi virtual berlangsung santai dan mendapat perhatian yang tinggi dari peserta. Pemaparan hasil penelitian yang cukup update dan tanggapan para panelis dalam berdiskusi menjadikan forum diskusi mengalir dan hangat.



Leave a Reply