Dukungan Fans Membuat Simponi Tetap Mengudara

RANOOHA – Malam itu Desa Ranooha Lestari, Kecamatan Buke, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara terlihat sepi, hanya bunyi jangkrik yang menghiasi malam. Tidak ada terlihat lampu penerangan jalan. Satu-satunya cahaya yang terlihat adalah temaram lampu dari rumah-rumah penduduk di pinggir jalan.

Sunyinya desa itu, tidak menyurutkan para fans Radio Komunitas (Rakom) Simponi untuk berkumpul di rumah Kasmari, 49 tahun. Kendatipun mereka datang dari rumah yang berjarak puluhan kilo meter dari studio, tapi mereka tetap melakoninya dengan semangat, karena pertemuan itulah yang menguatkan hubungan persaudaraan mereka yang sebelumnya sudah terjalin melalui udara lewat sapaan atensi.

Pertemuan tersebut adalah rutinitas bulanan fans Rakom tersebut, mereka berkumpul rutin setiap awal bulan, selain melepas kangen yang terjalin di udara, juga untuk ikut berkontribusi agar Rakom Simponi yang mereka cintai dapat lebih berkembang dengan baik di berbagai hal. Tidak jarang ide-ide dari fans menjadi inspirasi bagi pengelola Rakom untuk memperbaiki kinerja,  mengembangkan siaran dan termasuk menghimpun sumber daya untuk ketahanan hidup Rakom itu sendiri.

Seperti ide Suharsono, 40 th, seorang Tukang Kayu di Desa Ranooha Lestari yang merupakan fans setia dari Simponi, Ia hadir Selasa malam itu, (6/11/2012). Ia berharap agar Rakom Simponi memiliki jaringan yang kuat, sehingga Simponi tidak hanya hidup dari  dana yang dihimpun fans.

“Tidak semua fans sepakat untuk menggalang dana dengan iuran. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain yang mendatangkan uang yang dilakukan secara bersama,” jelasnya

Namun bagi Randy, 37 th, yang berporfesi sebagai petani, Ia hanya ingin Simponi jangan sampai vakum, untuk itu fans harus meningkatkan kesatuannya, sehingga apabila terjadi apa-apa terhadap Rakom Simponi dengan kekuatan komunitas fans maka Rakom Simponi akan tetap mengudara.

Sementara itu, Ahmad Yani, 44 th, pengusaha salon, yang sering di senggol-senggol melalui siaran Simponi, mengakui dalam 3 bulan ia berada di Ranooha Lestari yang sebelumnya ia jadi pegawai salon di Jakarta Timur, usahanya salonnya di Ranooha menjadi laris manis. Dalam pertemuan itu, pendapatnya lebih dikonsentrasikan pada masalah regulasi, sehingga ia mengusulkan agar perijinan Rakom Simponi segera di urus.

Herman Pranyoto, 54 th, seorang pengusaha furnitur juga mendukung apa yang disampaikan Ahmad Yani. Ia berharap pengelola Radio Simponi juga proaktif untuk mendekati pemerintah agar segera mengeluarkan izin untuk Rakom Simponi. Hal yang sama juga diminta Herman, agar pengelola juga berupaya mendekati asosiasi pengusaha di desa itu untuk memberikan dukungan finansial pada Rakom yang telah menjadi bagian hidup mereka di pedesaan itu.

Kenapa fans mendesak pengelola untuk segera mengurus izin? Menurut Hartono, 57 thn, karena pernah di tahun 2007 selama 6 bulan, Rakom Simponi dihentikan siarannya oleh pengawas dari pemerintah karena tidak memiliki izin. Selama 6 bulan tersebut, fans kesepian. “Kami sangat kehilangan waktu itu, sedihnya sama dengan kehilangan anggota keluarga,” tutur Hartono.

Karena itu pula, Fans Radio Simponi saat ini tidak mau kecolongan lagi, sehingga mereka semakin mengeratkan ‘pegangan tangan’ mereka, itu semua agar Simponi tetap mengudara selamanya di Ranooha. – Maifil/Sekolah Fundraising PIRAC.



Leave a Reply